Perubahan yang krusial atas Jepang dimulai pada tahun
1603. Pada saat itu, Ieyasu yang telah berhasil menyatukan seluruh
Jepang, membangun kekaisarannya di Edo, sekarang dikenal dengan Tokyo.
Ieyasu mencoba membangun setiap aspek di negara ini sehingga negara ini
mampu berdiri sendiri tanpa bantuan dari negara lain. Hasil dari politik
yang dilakukan Ieyasu ini kemudian dimanfaatkan oleh Kekaisaran Tokugawa pada tahun 1639 dengan lahirnya Politik Isolasi. Latar belakang
dari lahirnya Politik Isolasi ini banyaknya misionaris Kristen yang
datang menyebarkan Agama Kristen. Berkembangnya Agama Kristen akan
menjadi mimpi buruk bagi kekaisaran, oleh sebab itu Kaisar mengambil
langkah untuk tidak berhubungan dengan negara asing, kecuali dengan
Pedagang-Pedagang Belanda yang dinilai menguntungkan. Itu pun hanya
dilakukan di satu tempat, yaitu di Pulau Dejima, Nagasaki.
Politik Isolasi ini bertahan lebih dari 200 tahun
sampai pada tahun 1853, Komodor Perry dari angkatan laut Amerika Serikat
dengan 4 buah kapalnya memaksa Jepang untuk membuka diri kembali
terhadap dunia luar.
Kekaisaran Tokugawa berakhir pada tahun 1867, dan digantikan dengan
Kekaisaran Meiji. Pada zaman ini Jepang banyak mengalami kemajuan. Dan
hanya dalam beberapa decade mampu menyejajarkan diri dengan
negara-negara barat. Pada zaman ini pula Edo berganti nama dengan Tokyo,
dan kasta-kasta yang ada pada zaman feudal dihapuskan. Restorasi Meiji
benar-benar mampu menggerakkan seluruh aset negara yang ada, sehingga
pada beberapa peperangan, Jepang dapat menang. Hasil dari kemenangan itu
antara lain adalah dengan direbutnya Taiwan dari Cina pada tahun 1895
dan Sakhalin selatan pada tahun 1905 dari Rusia. Setelah itu Jepang pun
mulai membesarkan daerah jajahannya dengan merebut korea pada tahun
1910. Kaisar Meiji meninggal pada tahun 1912 dan mewariskan tahta pada
Kaisar Taisho, dan dimulailah Kekaisaran Showa.
Kekaisaran Showa ini dimulai dengan kondisi yang
menjanjikan. Industri yang terus berkembang, dan kehidupan politik yang
telah mengakar di parlemen-parlemen pemerintahan. Namun masalah-masalah
baru terus bermunculan. Krisis ekonomi dunia menekan kehidupan rakyat.
Rakyat mulai tidak percaya terhadap pemerintah karena banyaknya skandal.
Hal ini dimanfaatkan oleh para ekstrimis dan berhasil menomorsatukan
militer di negara ini. Jepang pun mulai terlibat pada banyak peperangan.
Fungsi dari Parlemen pun semakin berkurang. Semuanya ditangani militer.
Hingga pada akhirnya pecahnya Perang Pasifik pada tahun 1941.
Pada tahun 1945, Jepang menyerah pada sekutu akibat
semakin melemahnya kekuatannya setelah Hiroshima dan Nagasaki
dilumpuhkan. Dalam masa pendudukan sekutu ini banyak hal yang diubah.
diantaranya adalah diberikannya hak kepada wanita untuk memberikan suara
pada pemilu, dan juga kebebasan untuk mengelurkan pendapat, memeluk
agama, dan lain-lain.
Pada tahun 1951, setelah ditandatanganinya Perjanjian
Perdamaian San Fransisko, Jepang mendapatkan haknya kembali untuk
menjalankan politiknya kembali.
Satu tugas besar menunggu, yaitu mengangkat kembali
negara ini dari keterpurukannya akibat perang. Dalam masa tidak lebih
dari 10 tahun, dibantu dengan negara-negara luar, Jepang mampu tegak
kembali dan bersaing di pasar internasional. Satu bukti dari
kebangkitannya itu adalah dengan menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo
1964, yang juga menjadi symbol atas kebangkitan Jepang. Tidak hanya itu,
pada tahun 1975 Jepang sudah diakui menjadi negara maju dan masuk dalam
kelompok negara G-7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar